Peta Indonesia. (Sumber foro: Ship Management International) |
Aku. Aku tinggal di sebuah Negara yang kaya raya, baik sumber daya alamnya juga sumber daya alam manusianya. Negara yang terdiri atas gugusan pulau yang menjuntai dari Sabang hingga Merauke. Sekitar 220 juta jiwa penduduk tinggal di dalamnya, membuat Negara ini mendapatkan predikat Negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Letaknya strategis membuat Negara ini tak kalah diperhitungkan keberadaannya di mata dunia. Kalian pasti sudah dapat menebak di Negara mana aku tinggal? Karena, aku dan kamu tinggal bersamanya. Tinggal di Negara yang bernama: Indonesia.
Banyak sekali fasilitas yang telah diberikan Indonesia kepada rakyatnya. Meskipun tak selengkap Negara maju, setidaknya kita patut bangga dengan apa yang telah dimilikinya. Salah satunya, Pendidikan. Pendidikan ialah kunci keberhasilan suatu Negara. Pendidikan juga mengambil peranan penting dalam menentukan nasib Indonesia di masa yang akan datang. Dewasa ini, kita dapat merasakan pendidikan yang layak tanpa harus bersusah payah ‘kucing-kucingan’ seperti pada jaman penjajahan. Kini kita telah dapat menikmati pendidikan di Indonesia seutuhnya. Aku pun diantaranya.
Perkenalkan aku, Muhammad Fathur Rosiy. Cukup dipanggil Rosiy. Aku tumbuh dan berkembang di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Tujuh belas tahun sudah aku hidup di Indonesia. Sekarang aku masih sekolah di SMKN 5 Surabaya dan kurang beberapa langkah lagi aku akan lulus. Entah masa depan akan mengarahkanu ke bangku kuliah atau harus dituntut mandiri mencari pekerjaan. Tapi, itu urusan takdir yang berbicara. Manusia hanya bisa memberi pilihan dan Tuhan-lah yang telah menentukan kemanakah arah yang akan dijalani. Aku tak mau berbicara terlalu panjang mengenai masa depanku. Disini aku ingin menceritakan bagaimana pentingnya pendidikan bagiku. Pendidikan yang akan mengantarkan mimpiku menjadi kenyataan, membanggakan diriku sendiri, orang tua, sanak saudara, teman-temanku, dan tentunya bangsaku.
Siswa-siswi yang mengikuti upacara bendera di Gedung Grahadi, Surabaya. (Dokumentasi Pribadi) |
Tanggal 3 Juni 1997, aku dilahirkan sebagai insan suci yang masih buta akan kehidupan duniawi. Terlahir normal dari pasangan suami istri, Gunawan Wibisono dan Sulasmi. Dari sinilah hidupku bermula. Mulai mengenyam pendidikan dasar pada tahun 2003, aku disekolahkan di SDN Tembok Dukuh. Di sekolah dasar aku diajarkan bagaimana menjadi orang Indonesia yang bangga menjunjung bahasa persatuannya, Bahasa Indonesia. Di masa ini juga aku diajarkan bagaimana caranya untuk mencintai bangsaku sendiri. Melalui pelajaran ilmu pengetahuan sosial aku dapat mengetahui perkembangan sejarah Indonesia. Melalui pelajaran pendidikan kewarganegaran aku diajarkan untuk menjadi pribadi yang tak boleh melupakan bangsanya. Melalui pelajaran seni budaya aku dikenalkan berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia. Dan masih banyak pelajaran lainnya yang menuntunku untuk lebih mencintai Indonesia.
Saat di sekolah dasar aku sangat mencintai lagu nasional dan lagu daerah, banyak lagu yang aku hafal dan resapi maknanya. Aku memfavoritkan lagu “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki dan “Tanah Airku” karya Ibu Soed, kedua lagu tersebut merefleksikan gambaran Indonesia yang lebih kompleks dan memberikan amanah untuk selalu menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelincahan tubuhku pada saat itu aku manfaatkan untuk giat berlatih tari daerah. Karena, tari menjadi muatan lokal pelajaranku dan memang sejak kecil aku senang menggerakkan tubuhkan dalam alunan musik yang menghentak. Pada kelas 2, aku dipilih menjadi pengisi acara di pentas seni dan perpisahan kakak kelasku. Bersama empat rekan lainnya, aku membawakan tari daerah yang entah aku lupa apa namanya. Maklum, peristiwa ini sudah berlalu beberapa tahun dalam hidupku.
Tak terasa 6 tahun telah berlalu di bangku sekolah dasar, terima kasih kepada guruku yang ikhlas dan sabar menyampaikan ilmu kepadaku dan teman-temanku. Pendidikanku dilanjutkan ke bangku sekolah menengah pertama. Dengan modal nilai ebtanas murni yang mengantarkanku menjadi siswa di SMP Negeri 25 Surabaya. Banyak pelajaran yang tingkatnya lebih berkembang dari sekolah dasar aku dapatkan disini dan tentunya lebih membuatku menghargai Negara yang menjadi mata pencaharian kedua orang tuaku ini. melalui Organisasi Siswa Intera Sekolah, aku pun dididik konsep demokrasi dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Ya, aku mengikuti organisasi tersebut dua tahun berturut-turut hingga jabatan Wakil Ketua pernah aku sandang. Tapi, apalah arti sebuah jabatan bagiku karena pengalaman lebih penting sebagai guru yang paling berharga dalam hidupku. Pelbagai pelatihan kepemimpinan pun aku ikuti untuk mematangkan sikap kepemimpinan.
Kebersamaanku dengan teman sebangku di SMP, Monika namanya. (Dokumentasi Pribadi) |
Aku aktif pada ekstrakulikuler Lingkungan Hidup. Ekstrakulikuler yang memberikanku latihan betap pentingnya sikap dalam menjaga lingkungan di sekitar kita. Mulai dari tidak membuang sembarangan hingga mengurangi penggunaan CFC dan sterefoam. Aku pun lebih cinta Indonesia melalui pendidikan yang diberikan di sekolah menengah pertama. Rasa cinta yang tak hanya melalui perkataan namun juga aksi nyata. Oh ya, aku pun diperkenalkan dengan Blog sejak kelas 3 SMP. Bermula dari pembuatan blog yang digunakan sebagai tugas akhir sekolah dan berkembang hingga saat ini.
Tiga tahun sudah aku lalui di bangku sekolah menengah pertama. Pendidikan dasarku berakhir selama 9 tahun, sama persis dengan program ‘Wajib Belajar’ yang dicanangkan pemerintah. Pendidikanku berlanjut ke Pendidikan Menengah. Aku mendaftarkan diri sebagai peserta didik di SMK Negeri 5 Surabaya pada tahun 2012. Memilih jurusan Teknik Gambar Bangunan sebagai pilihan program prodinya selama mengenyam pendidikan 4 tahun disana. Iya 4 tahun, karena SMK Negeri 5 Surabaya merupakan lanjutan dari sekolah rintisan STM Pembangunan yang mengharuskan siswanya untuk menerima pendidikan selama 4 tahun. Tiga tahun awal difokuskan dengan materi dan praktek di sekolah, dan satu tahun selanjutnya magang atau praktek kerja lapangan. Baru saja aku naik dari kelas 11 ke kelas 12, meskipun baru dua tahun aku duduk di bangku sekolah menengah kejuruan bukan berarti pendidikan yang aku dapat masih sedikit. Terlebih lagi pendidikan yang mengajarkan bagaimana cara menjadi warga Negara yang baik dan cinta terhadap tanah air.
Kelas 1 SMK merupakan masa-masa transisiku dari sekolah menengah pertama. Pada saat itu, aku mendapatkan ilmu menjadi pebisnis dengan bergabung di perusahaan siswa. Perusahaan tersebut dinamai, ANT 5 SC 3rd Generation. Sama seperti perusahaan umumnya yang memproduksi dan memasarkan produknya, cuma berbeda di siapa yang menjalankan perusahaannya saja. Aku pun ditunjuk sebagai Vice President of Production, kepala bidang produksi dalam perusahaan siswa tersebut. Produk yang diusung ialah aneka tas yang terbuat dari jeans, awalnya hanya dipadu padankan dengan kulit sintetis. Tetapi, lambat laun aku pun berfikir mengapa tidak mencoba menggabungkan citarasa Barat dan Timur. Hingga produk tas dari bahan jeans dengan batik pun tercipta. Aku ingin menunjukkan bahwa Indonesia dapat diterima di kanca dunia melalui produk yang diusung. Terbukti saat kompetisi nasional di Jakarta produk tersebut laris manis diserbu pembeli.
Tas yang diproduksi ANT 5 SC 3rd Generation. Tas yang paling atas merupakan perpaduan bahan jeans dan batik. (Dokumentasi Pribadi) |
Pada kelas 2 SMK, aku mulai giat mengembangkan potensi di bidang menulis. Terutama menulis di blog. Iseng-iseng mencari informasi di internet seputar lomba blog hingga suatu saat membuat aku berani untuk mengikutinya. Lomba blog pertama yang aku ikuti ialah Lomba Blog Kaum Muda Bicara Indonesia yang diadakan Bapak Darwin Saleh, mantan Menteri ESDM Indonesia melalui websiter resminya. Tulisanku yang bertajuk ‘Optimalisasi Peranan Kelembagaan dalam Pemerataan Pembangunan Indonesia’ berhasil menyabet predikat juara pertama. Perasaan senang, bangga dan tidak percaya melebur jadi satu. Mengingat ini lomba blog pertamaku dan prestasi pertamaku di dunia blog. Kemenangan ini menjadi cambuk nyata untuk aku, agar lebih giat dalam membuahkan prestasi yang lebih banyak lagi. Berlanjut ke kompetisi blog yang aku ikuti, kali ini kompetisi tersebut diusung oleh Relawan Dino Patti Djalal. Dan Alhamdulillah, aku menjadi juara pertama di kategori pelajar. Aku pun berkesempatan bertemu langsung dengan Bapak Dino Patti Djalal, mantan Dubes RI – AS.
Yang membuat istimewa lagi, dua tulisan tersebut memiliki kesamaan tema, yakni tentang ‘Masa Depan Indonesia’. Melalui tulisanku tersebut aku telah membagikan pengetahuan dan wawasan yang telah aku miliki selama sekolah. Secara tidak langsung pula, tulisan tersebut dapat digunakan sebagai inspirasi bagi pemuda Indonesia untuk berbuat lebih bagi bangsanya. Dengan kompetisi tersebut aku juga telah mengurangi sedikit beban orang tuaku. Aku dapat membeli laptop yang aku idamkan dengan uangku sendiri dan membayar beberapa hutang yang dimiliki orang tuaku. Padahal sebelumnya aku merengek untuk dikreditkan laptop, karena ketidakmampuan orang tuaku untuk membelikannya secara langsung.
Kegembiraan pelajar Indonesia. (Dokumentasi Pribadi) |
Mungkin sampai disini aku dapat menceritakan lika-liku perjalananku dalam mengenyam pendidikan di Indonesia. Aku berkeinginan dapat melanjutkan pendidikanku ke tingkat yang lebih tinggi. Sehingga dapat memberikan sumbangsi kepada Negara meskipun sepenuhnya aku masih belum dapat membalas budi atas apa yang telah diberikannya kepadaku. Namun setidaknya aku telah mencoba untuk memberikan manfaat bagi bangsaku, diriku sendiri, orang tua, dan orang-orang terdekatku. Semoga kedepannya pendidikan Indonesia dapat berkembang secara optimal, guna menyongsong Indonesia yang lebih baik lagi. Terima kasih kepada semua yang telah menghantarkanku menuju jenjang kedewasaan. Pendidikan Indonesia memang tak sebagus yang ada di luar negeri, tapi aku percaya dan yakin bahwa orang-orang yang tuntas mengenyam pendidikan di Indonesia tak kalah dengan mereka yang sekolah di luar negeri. Karena, kekuatan mimpi dapat menghantarkan Indonesia ke gerbang perbaikan. Tak banyak pula, generasi revolusioner yang lahir di Indonesia. Semua berkat pemanfaatan pendidikan yang didapatkannya. Lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia, dan tentunya kembali untuk mengabdi kepada Indonesia. Kembali untuk berprestasi, kembali untuk berbagi, kembali untuk tujuan yang mulia. Memajukan Indonesia! Dan biarlah aku merajut asa di bumi pertiwi ini!
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
ReplyDeleteDicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih juga Pakde, sudah memberikan konfirmasi.
DeleteSalam balik juga, sama2 dari Surabaya
Tulisan yang menarikkk
ReplyDeleteblowalking back http://tazaemjayy.blogspot.com/2014/01/peran-generasi-muda-indonesia-dalam.html :)
Terima kasih, siap meluncur ke TKP.
DeleteHebat banget kamu Dek...ini dia pemuda yang di perlukan oleh Indonesia...
ReplyDeleteSemoga selalu sukses dan tercapai semua yang kamu cita-citakan ya...
Salam hangat dari Sidoarjo
Ah kakak bisa aja, aku masih belum ada apanya kak.
DeleteTerima kakak:)
Salam balik dari Surabaya
anak muda hebat nihh :)
ReplyDeleteMakasih bu guru:)
DeleteInilah Rosiy. Mengagumkan karena sarat prestasi. Semoga menang kontesnya, ya. Aamiin. Teteh harap bisa tercapai impianmu ini. Inilah pemuda harapan bangsa Indonesia, berkontribusi positif dan berpikiran optimis ke depan. Salut!
ReplyDeleteTerima kak Rohyati:) Salam ya kak buat keluarga hehe
Deletehebat berbakat
ReplyDeleteTerima kasih kak:)
DeleteKita pemuda Indonesia dan disini kita berada! Mari kita bersama membangun Indonesai :D
ReplyDeleteAsyik kata2nya hahaha! Merdeka! Memajukan Indonesia! Dan biarlah aku merajut asa di bumi pertiwi ini!
DeleteWah keren banget kreasinya. Senang dengan tulisan yang ada karya nyatanya begini, nggak cuma beropini.
ReplyDeleteTerima kasih komentarnya kak, juga kunjungannya disini:)
DeleteWaw.. Ini keren.. Semangat Anak Muda...
ReplyDeleteTerima kasih kakak, kakak juga keren kon. Semangat anak muda!
DeleteHebat banget bang bisa berprestasi... kepengennnnn
ReplyDeleteBukan berprestasi kok, lebih tepatnya perwujudan dari mimpi dan kemauan aja.
DeleteKamu bisa kok berprestasi bila kamu menekuni apa yang apa kamu cintai:)