Bicara mengenai pariwisata di kota Banda Aceh memang tak ada matinya. Kota berjuluk Kota Serambi Mekkah ini memiliki beberapa objek wisata yang berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Letaknya berada di provinsi paling barat negara Indonesia tepatnya pada 05°16' 15" - 05° 36' 16" Lintang Utara dan 95° 16' 15" - 95° 22' 35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut. . Pariwisata di kota Banda Aceh sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, meliputi: objek wisata alam, wisata tsunami, wisata spiritual, dan wisata sejarah dan purbakala. Pada kali ini saya akan membahas objek wisata tsunami yang di Banda Aceh.
Masih segar di ingatan kita tragedi tsunami yang meluluh lantakan Tanah Rencong, Aceh, pada 26 Desember 2004 silam. Bencana alam yang menewaskan sedikitnya 250.000 jiwa di belasan negara Asia dan Afrika. Tidak hanya menelan korban jiwa yang cukup banyak, bencana ini juga merusak infrastruktur yang tersapu tsunami hingga rata dengan tanah. Terutama pantai barat Aceh dipenuhi pemandangan yang mengerikan.
Kini bencana terkelam dalam sejarah dunia abad ini pun telah berlalu. Kondisi Aceh terus berangsur pulih. Tetapi kedahsyatan tsunami akan terus membekas dalam ingatan. Terlebih lagi bagi mereka yang kehilangan orang-orang tercinta saat bencana itu terjadi. Atas dasar ini pula, pemerintah kota Banda Aceh membuat suatu objek wisata sekaligus sebagai tempat mengenang tragedi tsunami ini. Diantaranya:
1. Kapal PLTD Apung
Kapal PLTD Apung. Sumber foto: Blogspot |
PLTD Apung merupakan kapal berbobot 2.600 ton yang berfungsi sebagai pembangkit listrik dengan tenaga diesel yang terapung. Bermula dari banyaknya menara transmisi listrik dari Sumatera Utara ke Aceh ditebang oleh pihak-pihak pemberontak pada masa konflik terjadi, maka masalah listrik di Banda Aceh sangatlah krusia sehingga PLN menempatkan PLTD Apung ini untuk mensuplai kebutuhan listrik di Banda Aceh melalui jalur laut. Saat tsunami menerjang kapal ini pun terkena dampaknya, kapal ini terhempas 3 km dari posisi semula yang mengakibatkan hancurnya beberapa rumah saat terombang-ambing terbawa arus tsunami. Dikarenakan banyak objek akibat tsunami seperti perumahan penduduk yang hancur telah dibenahi kembali, maka kapal besar ini menjadi bukti sejarah betapa dahsyatnya tsunami tersebut. Kini PLTD Apung telah dijadikan atraksi wisata tsunami. Kapal ini memiliki 3 tingkat, dari atas kapal kalian dapat melihat pemandangan kota Banda Aceh yang cuku padat. Dan hampir tak tampak sisa terpaan tsunami. Pada tahun 2012, kapal PLTD Apung dikunjungi wisatawan dengan total sebanyak 3.622 orang dengan rincian 3.217 wisatawan domestik dan 405 wisatawan mancanegara.
Lokasi
Gampong Punge Blang Cut Kec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Transportasi Menuju Lokasi *)
Bagi kalian yang baru berpergian ke Aceh jangan bingung untuk menuju kapal PLTD Apung ini. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika wisatawan akan naik kendaraan umum, maka naiklah angkutan kota atau labi-labi yang bernomor 05, dengan trayek jurusan Terminal–Punge–Ulee Lheue. Labi-labi ini juga cukup berguna bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi beberapa objek wisata pasca tsunami Aceh seperti Museum Tsunami, Blang Padang, Kapal Apung serta Pantai Ulee Lheue. Atau juga dapat memilih alternatif lain, yakni naik becak motor. Tarif yang dipatok antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu untuk di dalam kota dan biasanya dipatok Rp 3 ribu per km jika dari aturan pemerintah setempat.
Untuk rute yang dapat dilalui, dari kota Banda Aceh. Wisatawan dapat melewati sepanjangan jalan Sultan Iskandar Muda, sebelum percabangan lajur jalan, maka kita belok ke arah kiri, melewati jalan Punge Blang Cut, setelah melewati Rumah Sakit Bersalin Muhammadiyah. Di depan ada pertigaan, belok ke arah kanan, maka kita akan melewati jalan harapan. Jalan saja terus lurus maka kita akan tiba di monumen kapal PLTD Apung.
2. Kapal Apung Lampulo
Kapal Apung Lampulo. Sumber foto: Wordpress |
Tak hanya kapal PLTD Apung saja yang terhempas hingga ke daratan. Di kampung Lampulo terdapat sebuah kapal nelayang besar yang biasa digunakan nelayan setempat terdampar tepat di atas rumah penduduk. Saat terjadi tsunami kapal ini dipergunakan oleh warga setempat sebagai tempat berlindung dari gelombang tsunami dengan menaiki kapal ini. Sekarang kapal ini sama halnya dengan kapal PLTD Apung dijadikan sebagai atraksi wisata tsunami. Wisatawan dapat melihat kondisi kapal yang masih dijaga keutuhannya oleh pemerintah kota Banda Aceh. Bagi yang penasaran untuk mengenal kapal lebih dekat, wisatawan dapat menaiki anak tangga untuk menuju atas kapal. Tak heran pada saat libur datang, lokasi ramai diserbu para wisatawan.
Lokasi
Gampong Lampulo Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Transportasi Menuju Lokasi *)
Untuk menuju lokasi ini wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan becak motor. Tidak ada angkutan umu atau bisa dikenal dengan labi-labi yang melintasi daerah ini. Jika menggunakan becak motor, wisatawan dapat menemukannya di terminal bus ataupun di pasar Aceh yang berada di pusat kota. Dengan tarif sekitar Rp 20 ribu maka wisatawan akan langsung diantar ke kapal apung Lampulo. Atau alternatif lain dapat menggunakan taksi.
3. Monumen Thanks to the World
Monumen "Thanks to the World". Sumber foto: Blogspot |
Sebagai ucapan terima kasih ke beberapa negara yang membantu Aceh pasca tragedi tsunami, pemerintah kota Banda Aceh membuat suatu monumen yang terletak di Lapangan Kota Blang Padang. Monumen ini berbentuk menyerupai gelombang tsunami. Di Lapangan Kota Blang Padang seluas 8 hektare ini juga memiliki jogging track sepanjang 1 km yang terdapat 53 plakat "Thanks You and Peace". Plakat ini berbentuk kapal yang hampil tenggelam merupakan bentuk terima kasih masyarakat Aceh kepada 53 negara dan masyarakat dunia yang turun serta membangun Aceh dan dimasing-masing plakat tersebut terdapat bendera dan tulisan "Terima Kasih dan Damai" dalam bahasa negara bersangkutan. Selain itu, di area terbuka ini juga terdapat "Walk of Frame Tsunami" yakni lantai di depan monumen dipenuhi prasasti yang memuat berbagai hal tentang tsunami seperti, berapa jumlah korban tewas dan hilang, jumlah jembatan yang musnah, panjang jalan yang hancur, dan masih banyak lagi.
Lokasi
Gampong Kp. Baru Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Transportasi Menuju Lokasi *)
Untuk menuju lokasi ini wisatawan dapat menaiki angkutan umum labi-labi dengan biaya sebesar Rp 2 ribu untuk sekali jalan. Trayek labi-labi yang melewati dari Terminal Keuda–Ulee Lheue. Alternatif lainnya dapat pula dengan menggunakan becak motor dengan tarif yang dipasang sebesar Rp 10 ribu untuk diantar sampai tiba disana.
4.Kuburan Massal Ulee Lheue
Peziarah yang berdoa di komplek pemakamakan Ulee Lheue. Sumber foto: Blogspot |
Tsunami yang memakan korban jiwa cukup banyak tersebut menyisakan korban-korban yang belum diketahui identitasnya karena sulit mengidentifikasinya. Baik dewasa maupun anak-anak. Sedangkan tidak mungkin bila jenazah tersebut dibiarkan dalam waktu lama, untuk itu jenazah-jenazah tersebut harus secepatnya dimakamkan sehingga dimakamkan secara massal. Permakaman massal ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dan sebelumnya merupakan Rumah Sakit Umum Meuraxa yang rusak parah. Di sisa banguanan RSU Meuraxa digunakan sebagai tempat berdo'a bagi para peziarah yang datang kemari.
Lokasi
Gampong Ulee Lheue Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Transportasi Menuju Lokasi *)
Tidaklah sulit untuk menempuh pemakaman massal ini, melihat letaknya yang tak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Jika wisatawan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Angkutan umum yang digunakan adalah labi-labi dari terminal Keudah dengan trayek jurusan terminal Keudah–Punge–Ulee Lheue. Dengan tarif yang dipatok sebesar Rp 2 ribu maka wisatawan akan diantar menuju Ulee Lheue. Wisatawan tinggal berhenti di persimpangan jalan menuju Pocut Baren dan tinggal berjalan kaki untuk menuju komplek pemakaman.
5. Museum Tsunami Aceh
Sumber: Youtube
Museum Tsunami Aceh dibangun dengan tujuan mengenang tragedi tsunami. Museum yang dirancang oleh M. Ridwan Kami, dosen ITB, yang memenangkan audisi lomba proyek desain museum tersebut. Diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Februari 2009 silam. Menghabiskan dana kurang lebih sebesar Rp 140 milyar sepadan dengan kualitas desain menawan yang tampak dari luar museum maupun gaya interior museum sehingga tak menutup kemungkinan menjadikannya sebagai Museum Tsunami Dunia. Berbentuk seperti aliran gelombang tsunami yang berputar bila dilihat dari atas. Dan seperti kapal pesiar dengan geladak yang amat luas dan besar bila dilihat dari samping.
Museum ini juga dirancang sedemikian rupa hingga menbuatnya anti tsunami. Konsep desain bangunan dari museum ini juga menggabungkan desain rumah panggung masyarakat Aceh. Ketika memasuki museum ini kita akan melewati sebuah lorong gelap dengan ditemani gemericik air yang dari atas. Setelah melewati lorong gelap ini, kita akan dihadapi sebuah ruang pameran yang dominan warna gelap akan tetapi memiliki penerangan yang unik dan modern. Pada ruang pameran ini ditampilkan foto-foto saat evakuasi korban melalui standing screen yang ada disana. Lalu, ada juga Ruang Cahaya Tuhan (The Light of God), dimana wisatawan akan di uji untuk keluar dari putaran gelombang melawan arus, bak terperangkap tsunami sungguhan. Jika keluar dari cerobong tersebut wisatawan akan menuju Jembatan Harapan (Hope Bridge) yang seolah-olah memberikan harapan saat tsunami menerjang dan pada atap-atap tertera bendera-bendera yang ikut serta dalam pembangunan Aceh pasca tragedi tsunami. Setelahnya, wisatawan akan disambut dengan sebuah video tsunami dengan durasi 15 menit yang memperlihatkan situasi dari awal gempa datang hingga evakuasi tiba.
Museum ini juga dirancang sedemikian rupa hingga menbuatnya anti tsunami. Konsep desain bangunan dari museum ini juga menggabungkan desain rumah panggung masyarakat Aceh. Ketika memasuki museum ini kita akan melewati sebuah lorong gelap dengan ditemani gemericik air yang dari atas. Setelah melewati lorong gelap ini, kita akan dihadapi sebuah ruang pameran yang dominan warna gelap akan tetapi memiliki penerangan yang unik dan modern. Pada ruang pameran ini ditampilkan foto-foto saat evakuasi korban melalui standing screen yang ada disana. Lalu, ada juga Ruang Cahaya Tuhan (The Light of God), dimana wisatawan akan di uji untuk keluar dari putaran gelombang melawan arus, bak terperangkap tsunami sungguhan. Jika keluar dari cerobong tersebut wisatawan akan menuju Jembatan Harapan (Hope Bridge) yang seolah-olah memberikan harapan saat tsunami menerjang dan pada atap-atap tertera bendera-bendera yang ikut serta dalam pembangunan Aceh pasca tragedi tsunami. Setelahnya, wisatawan akan disambut dengan sebuah video tsunami dengan durasi 15 menit yang memperlihatkan situasi dari awal gempa datang hingga evakuasi tiba.
Lokasi
Gampong Sukaramai Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Transportasi Menuju Lokasi *)
Letaknya berada di tengah kota Banda Aceh sangat mudah dituju oleh wisatawan. Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan umum dapat menaiki labi-labi nomor 05 sama seperti saat mengunjungi kapal PLTD Apung.
Letaknya berada di tengah kota Banda Aceh sangat mudah dituju oleh wisatawan. Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan umum dapat menaiki labi-labi nomor 05 sama seperti saat mengunjungi kapal PLTD Apung.
Ini nih, transportasi umum khas Aceh. Ada becak motor dan labi-labi. |
Lapar saat berwisata? Yuk, cicipi santapan khas aceh. (Jadi lapar) |
Lihat video berikut ini yang akan membuat kalian jatuh hati pada kota Banda Aceh.
Sumber: Youtube
Come to Banda Aceh. Feel The Harmony and Discover The Extraordinary
Ke pasar beli terongTerongnya warna unguDatang ke Tanah RencongPasti dijamin seru!
Referensi
- "Monumen PLTD Apung" http://jalan2.com/city/banda-aceh/monumen-kapal-pltd-apung/ Diakses 30 April 2014
- "Museum Tsunami" http://jalan2.com/city/banda-aceh/museum-tsunami/ Diakses 30 April 2014
- "Kapal Apung Lampulo" http://jalan2.com/city/banda-aceh/kapal-apung-lampulo/ Diakses 30 April 2014
- "Kuburan Massal Ulee Lheue" http://jalan2.com/city/banda-aceh/kuburan-massal-ulee-lheue/ Diakses 30 April 2014
- "Monumen Tsunami 'Aceh Thanks the World' Lapangan Blang Padang" http://artalentalleart.blogspot.com/2012/03/monumen-tsunami-aceh-thanks-world.html Diakses 30 April 2014
- "Banda Aceh dalam Angka 2013" http://bandaacehkota.bps.go.id/?r=publikasi/view&id=1 Diakses 30 April 2014
mantap tulisannya, lengkap. sukses ya..
ReplyDeletemampir jgua kemari mhdharis.wordpress.com/2014/04/27/banda-aceh-punya-situs-objek-wisata-tsunami-yang-wajib-dikunjungi/
Terimakasih fellas. Okay! (Mengunjungi TKP)
Delete