Wednesday, February 25, 2015

Cinta Buah Lokal Indonesia, Kenapa Tidak?

Buah rambutan, salah satu buah asli Indonesia. (Dokumen Pribadi)



Kekayaan di Indonesia sangatlah beragam, baik kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Bagi mereka yang tinggal di Indonesia patutlah berbangga karena apa saja yang mereka inginkan pasti terpenuhi dari alam. Salah satunya, yakni buah-buahan. Melalui tangan cekatan para petani Indonesia buah nan eksotis tumbuh. Di dukung dengan kesuburan tanah bumi pertiwi yang tak ada bandingnya. Segala buah-buahan yang ditanam oleh petani Indonesia ini disebut dengan buah lokal, entah varietas buahnya asli Indonesia maupun bawaaan luar negeri.

Telah Lama Mengenal, Kemudian Jatuh Cinta

Perkenalanku dengan buah lokal telah lama dimulai, aku pun sampai lupa kapan pertama kali aku dikenalkan dengan yang namanya buah lokal. Pokoknya selama hidupku sampai saat ini, buah lokal selalu menemaniku. Seakan-akan buah tersebut menjadi mood booster di kala perasaan dilanda kegundahan. Berbeda dengan orang lain yang lebih memilih cokelat sebagai mood booster. Kesegaran buah lokal mampu menghilangkan suntuk bagiku, seolah menjadi penyemangat untuk melakukan rutinitas sehari-hari.

Suatu hari, ibuku pernah bercerita bahwasaanya di saat aku bayi. Dimana pertumbuhan gigiku masih belum sempurna untuk mengunyah makanan, ibuku memberikan buah-buahan seperti pisang dan pepaya yang dilumatkan sebagai asupan tambahan selain air susu ibu. Kebiasaan ini turun temurun dilakukan ke kedua adikku. Mungkin ibu kalian juga pernah memberikan lumatan buah tersebut.

Menginjak masa anak-anak melalui visualisasi buah dalam gambar, mozaik, dan nyanyian di bangku taman kanak-kanak mengenai buah membuat perkenalanku dengan buah bertambah. Masih teringat di saat aku membuat kolase berbentuk apel. Dan memasuki bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, aku mulai dikenalkan buah dengan manfaatnya. Mengingat pada masa anak-anak, kita seolah didoktrin untuk mengenal buah saja tanpa manfaat dibalik kelezatannya.

Lama-kelamaan perasaan cinta pun muncul begitu saja tehadap buah. Ya, mungkin kelihatan sedikit berlebihan bilamana aku mengatakan bahwasannya aku jatuh cinta kepada buah. Tapi, toh, kenyataannya memang begitu. Aku dan buah tak dapat dilepaskan. Di setiap acara makan-makan tiba, pasti aku lebih betah di depan area yang menyajikan berbagai macam buah.

Segala jenis buah-buahan aku sukai, wong namanya telah jatuh cinta pasti apapun pasti disukainya. Mau pepaya, melon, jambu, semangka, jeruk, dan masih banyak lagi yang tentunya tidak aku sebutkan satu-persatu di sini. Bisa-bisa artikel ini berisikan daftar buah-buahan kalau diteruskan. Pokoknya semuanya aku suka, mungkin ada orang yang menyukai buah A tetapi tidak menyukai buah B. Namun berbeda dengan aku yang akan melibas semua buah yang ada di depanku.

Banyak lagi keistimewaan dari buah lokal yang membuatku lebih jatuh cinta kepadanya, mungkin kamu saja akan jatuh cinta kepadan buah lokal seperti aku. Eits, tapi jangan sesekali mengambil jatah buahku ya kalau tidak bertengkar denganku hanya karena buah saja. Hehe..... Keistimewaan dari buah lokal di antaranya sebagai berikut :

Salah satu kios buah yang ada di pasar tradisional. (Sumber foto: Solopos)

Yang pertama ialah karena buah lokal sangat mudah ditemukan.

Dahulu tepat di depan rumahku terdapat sebuah pohon mangga besar yang dimana saat waktu berbuah tiba, aku dan teman-temanku lainnya sibuk mengambil satu persatu mangga tersebut menggunakan gala. Mangga yang telah didapatkan tersebut lantas disantap ramai-ramai. Aih... Enaknya. Malangnya, kini pohon mangga tersebut telah ditebang karena daunnya lebat sangat menganggu. Selain itu, jalanan di depan rumahku di mana pohon itu tumbuhan akan dipasang paving sehingga mau tidak mau harus ditebang juga.

Tak hanya dapat ditemukan di pekarangan rumah, buah lokal dapat kita jumpai di kios pedagang buah di pasar tradisional. Sekarang telah banyak juga pedagang buah yang berkeliling dari kampung-kampung. Ketika kita menjejakkan kaki ke pasar swalayan pun masih dapat kita jumpai buah lokal, namun dengan packaging yang lebih menarik.Sayangnya, display buah-buahn di pasar swalayan kebanyakan di dominasi dengan buah impor. Tapi jangan khawatir, masih ada kok buah lokal yang asli diproduksi di Indonesia yang dapat kita beli di pasar swalayan. PT Sewu Segar Nusantara (SSN) berlabel Sunpride merupakan salah satu produsen buah lokal Indonesia yang produknya telah masuk ke beberapa pasar swalayan kenamaan.

Kita juga dapat langsung menikmati buah langsung dari pohonnya di kebun buah langsung. Atau kini juga telah berkembang wisata berbasis agro. Jadi, kita dapat berwisata sambil mengenal lebih dekat dengan buah lokal. Kita dapat merasakan sensasi memetik buah secara langsung dari pohonnya. Meskipun buah lokal ini banyak digemari, untuk jenis varietas asli Indonesia kini malah jarang di temukan pasaran. Misalnya, cimpedak, gandaria, menteng, kemang, bisbul, dan jambu mawar telah sulit dicari.

Menteng, buah eksotis asli Indonesia. (Sumber foto: Wordpress)

Kedua, harganya terjangkau.

Harga selalu menjadi alasan utama kita untuk menikmati sesuatu barang maupun jasa. Begitupula dengan buah, pasti kita lebih memilih buah lokal dengan harga yang terjangkau, bukan? Harga terjangkau ini didapatkan karena buah lokal tersebut diproduksi dari dalam negeri sendiri sehingga tidak perlu memakan banyak biaya lagi untuk memproduksi hingga memasarkannya. Jika pada musim panen buah tiba malah kita dapat mendapatkan harga yang jauh lebih rendah karena buah tersebut melimpah ruah.

Akhir-akhir kita juga dikejutkan dengan pemberitaan bahwasannya terdapat beberapa buah impor yang beredar di Indonesia mengandung bakteri. So, daripada beli buah impor yang secara tidak langsung akan mematikan buah lokal Indonesia mari beralih kembali ke buah lokal.

Ketiga, budidayanya mudah.

Pembudidayaan buah terbilang mudah, terlebih lagi tanah di Indonesia terbilang subur. Dalam salah satu lagu dari grup nyanyi legendaris Indonesia, Koes Plus, pernah menuangkannya dalam nyanyian berjudul "Kolam Susu". Dimana dalam baitnya berbunyi: "Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman."

Buktinya saja, beberapa pekarangan rumah kita ataupun tetangga kita pasti terdapat tanaman buahnya bukan? Seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Di rumahku, terdapat tanaman jambu biji merah dan belimbing. Ukurannya masih relatif kecil sehingga masih belum dapat dinikmati buahnya. Berbeda lagi dengan sekolahku. SMK Negeri 5 Surabaya yang berbasis sekolah hijau. Banyak sekali tanaman buah yang tumbuh subur di dalamnya. Ada sawo kecik, alpukat, nangka, mangga, pisang, pepaya. dan kedongdong. Pohonnya pun berbuah lebat dan saat panen menjadi primadona murid yang belajar di dalamnya. Sesekali, ketika bel istirihat dan pulang berbunyi mereka langsung berbondong-bondong menuju pohon yang telah berbuah.

Petani buah yang sedang panen. (Sumber foto: Bisnis.com)

Keempat, menyejahterakan aku, kamu, dan dia

Maksudnya apa ini, menyejahterakan aku, kamu, dan dia? Disini aku mengibaratkan buah lokal sebagi sumber kesejahteraan. Aku dianalogikan aku dalam arti sebenarnya, dan kamu mereka yang ada di luar sana. Aku dan kamu diartikan sebagai mereka konsumen sejati buah-buahan yang sejahtera karena bisa menikmati lezatnya buah beserta manfaat yang terkandung. Dan dia, disini aku analogikan dia sebagai para petani yang dengan cekatan, membanting tulang dan memeras keringat untuk menghasilkan buah-buah lokal yang dapat dipasarkan. Secara tidak langsung dengan mengonsumsi buah-buah lokal sama saja kita telah menyejahterakan perekonomian petani buah dan meningkatkan taraf hidup mereka. Toh, kita juga sama diuntungkan.

Kelima, selain enak juga bergizi

Buah lokal selain mengandalkan rasanya yang enak dan khas juga menyimpan segudang gizi yang terkangdung di dalamnya. Seperti kandung beberapa vitamin, fosfor, zat besi, protein, kalsium, dan masih banyak lagi. Jadi dengan mengonsumsi buah-buahan sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita. Sebagian buah juga dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Jeruk misalnya, dapat menyembuhkan sariawan karena kandung vitamin C-nya yang melimpah. Atau pepaya untuk melancarkan sistem pencernaan kita. Kita akan mendapatkan bonus plus-plus kan, jika rutin mengonsumsi buah.

Keenam, buah sebagai wujud tali silahturami

Kita pasti pernah membawakan bingkisan buah kepada kerabat kita. Paling sering, ya, ketika kerabat kita sakit kita menjenguknya dengan membawa bingkisan buah. Selain itu, saat hari raya tiba tak banyak dari kita yang berkirim bingkisan buah kepada sanak saudara kita. Kini, buah juga dapat difungsikan sebagai media untuk lebih merekatkan kembali tali silahturami antar individu. Kita dapat juga menyelipkan beberapa pesan dalam bingkisan tersebut agar mereka yang menerimanya mendapat kesan lebih.


Video seputar buah sebagai bingkisan tanda cinta terhadap sesama. (Sumber: Youtube/SunprideID)

Ketujuh, dapat diolah menjadi kudapan yang nikmat

Rujak merupakan salah satu kudapan dari buah-buahan. Segarnya buah berpadu dengan tuangan bumbu kacang yang manis, teramat menggunggah selera. Kalau di dunia barat, buah lebih familiar diolah menjadi salad. Hmm... Aku sendiri lebih suka mengolah buah menjadi jus. Di Indonesia, buah-buahan juga dapat diolah dalam ragam makanan dan minuman. Seperti, legitnya dodol buah, segarnya es buah, manisnya manisan buah, dan masih banyak lagi yang serba enak pokoknya. Duh kan, sambil menulis artikel ini lapar langsung menyergapku. Buah, mana buah? Meski dapat diolah dalam berbagai kudapan, aku tetap lebih suka makan buah secara fresh, utuh berbentuk buah. Apalagi jika matang dari pohon.

Kedelapan, buah lokal itu lebih segar

Disebabkan produksi yang dilakukan di dalam negeri sendiri membuat buah lokal terasa lebih segar. Dari proses panen raya hingga distribusi tidak memerlukan cukup lama, apalagi bila rumah kita dekat dengan perkebunan buah. Berbeda dengan buah impor yang terkadang harus melakukan beberapa 'ritual' agar produk mereka cepat membusuk, bisa saja dilapisi dengan lilin di permukaan luarnya. Dari segi rasa, buah lokal lebih bervariasi rasanya daripada buah impor yang terkesan datar. Mau coba? Coba bandingkan sendiri, setelah memakan buah impor langsung memakan buah lokal. Pasti ada perbedaan yang terasa.

Dan terakhir, buah sebagi wujud cinta petani untuk Indonesia

Pernahkah terbesit di fikiran kalian bagaimana perjuangan seorang petani dalam menghasilkan buah lokal yang ada di pasaran, pastinya tidak? Kita pasti akan disibukkan dengan membeli dan menikmatinya saja, bukan. Ternyata meskipun budidaya tanaman buah terbilang buah, namun tetap saja dibutuhkan perawatan yang maksimal agar menghasilkan buah yang berkualitas dan layak jual. Terlebih lagi mengingat petani di Indonesia yang masih mengandalkan tenaga sederhana dalam menanam buah tersebut, mulai dari proses pembenihan, penyiraman, penyemaian, perawatan, hingga panen. Semua hanya bermodal cinta para petani yang sabar merawat tanaman buah tersebut. Duh, kalau tahu begini aku makin meleleh deh dengan pesona buah lokal. Hidup petani buah lokal!

Pisang favorit aku, pisang Cavendish. (Dokumen Pribadi)

Potensi Buah Lokal di Pasar Global

Melihat potensi yang cukup besar untuk digali kembali, keberadaan buah lokal di Indonesia dapat diperhitungkan keberadaannya. Jangan sampai buah lokal kalah bersaing dengan buah impor meskipun jumlah masih tak sebanyak produksi buah lokal. Bolehlah kita impor buah bilamana buah tersebut memang tidak dapat tumbuh subur di iklim tropis Indonesia, tetapi apa salahnya kita untuk terus mengonsumsi buah lokal sendiri. Bisa-bisa petani buah lokal gigit jari karena mata pencahariannya diambil oleh orang luar, kasihan sekali nasib mereka yang telah bersusah payah mempertahankan buah lokal ini.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar ingin produk buah lokal menjadi raja di negeri sendiri sehingga bisa menekan impor. Dan tahukan kalian buah apah yang dimaksud? Buah lokal tersebut ialah jambu kristal (guava crystal). Atau juga dikenal dengan sebutan jambu batu (Psidium guajava), jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk.

Beliau menjelaskan bahwasannya jambu kristal dapat menjadi komoditi nasional bila telah menyeluruh dikembangkan secara nasional. Saat ini kurang lebih 17 provinsi telah mengembangkannya. Namun dalam pengembangannya masih kurang optimal dan belum tersosialisasi dengan baik. Untuk itu masih perlu kesadaran masyarakat untuk mendukung upaya ini.
 
Produk jambu kristal Sunpride yang dijamin seedless. (Sumber foto: Sunpride)

Oh ya, salah satu produsen kenamaan jambu kristal ialah PT Sewu Segar Nusantara (SSN) dengan label produk, Sunpride. Buah ini memiliki daging buah yang renyah terutama saat setengah matang. Krenyesss... Krenyesss... Keunggulan lain dari buah ini ialah karakter seedless-nya yang dimana bijinya hanya berjumlah 3% dari daging buah. Selain itu rama manis Jambu Kristal berkisar antara 11-12 brix dengan sedikit kandungan air.

Jambu ini memang bukanlah asli varietas Indonesia, karena merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak yang ditemukan paa tahun 1991 di District Kao Shiung dan diperkenalkan ke Indonesia melalui Misi Teknik Taiwan pada tahun 2001 di lokasi proyek Mojokerto.

Kandungan gizi yang ada di dalam jambu kristal pun sangatlah melimpah. Berikut ini merupakan kandungan gizi yang ada di dalam jambu kristal :


Jambu ini kaya akan ansitringent yang bersifat alkali dan memiliki manfaat sebagai desinfektan dan anti bakteri, sehingga membantu penyembuhan diare atau disentri yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Lebih lanjut, nutrisi lain dalam jambu biji, seperti vitamin C, karotenoid dan kalium memperkuat dan meremajakan sistem pencernaan. Jambu kristal dapat disantap kapan saja. Saat menemani kerja di kantor atau saat bersantai rumah, jambu ini seakan menjadi kudapan yang wajib menemani.

Produk lain yang diproduksi oleh PT SSN ialah pisang cavendish atau pisang ambon putih, nanas honi, pepaya, melon, dan masih banyak lagi. Branding produk yang baik membuat buah lokal Indonesia mampu bersaing dengan produk impor serupa di pasar swalayan. Hal menarik lainnya dari PT SSN, yakni mereka juga memberikan edukasi mengenai manfaat buah yang dipasarkannya kepada konsumen. Sebagai contoh, aku pernah lihat display pisang Cavendish dengan manfaat buah tersebut yang dipasang di rak display. Konsumen pun lebih cerdas dalam memilih buah yang diinginkan. Nama Sunpride terdengar lebih modern dan dapat bersaing di pasar global.

Hebatnya lagi, produsen buah lokal yang berdiri sejak tahun 1995 ini telah berkerja sama dengan 1000 petani lokal dalam memproduksi buah-buahnya. Tak lupa, edukasi mengenai pembudidayaan buah lokal yang lebih baik diberikan kepada petani tersebut. Agar buah yang dihasilkan mutu dan kualitasnya terjamin. Belum lagi di setiap produknya, PT SSN memiliki sertifikasi yang menjamin kualitas buah yang mereka produksi. Tak pelak buah lokal produksi PT SSN tak kalah dengan produk impor.

Kemasan produk dari PT SSN pun lebih higienis. Terdapat jaring styrofoam yang berfungsi untuk tetap menjaga bentuk buah yang utuh. Plastik berfungsi untuk melindungi buah dari serangan lalat buah, karena sekali dihinggapi niscaya buah lebih cepat membusuk. Pelabelan pun sangat penting untuk lebih memasyarakat produk PT SSN, labelnya Sunpride. Jika kalian menemui buah dengan label Sunshine atau Sweety itu juga produk dari PT SSN, lho! Mengusung tagline "Fresh Everyday", dijamin buah dari PT SSN selalu segar setiap hari. Gak percaya? Buktikan sendiri.

Meningkatkan Popularitas Buah Lokal

Untuk lebih meningkatkan popularitas buah lokal di masyarakat. Tentunya diperlukan beberapa upaya untuk mewujudkan gerakan Cinta Buah Lokal. Banyak hal yang dapat dilakukan, diantaranya dengan :

1.  Mulai membiasakan diri mengonsumsi buah lokal. Seperti telah disampaikan sebelumnya bagaimana keistimewaan buah lokal, kita selayaknya patut berbangga diri untuk menunjukkan ke dunia luar bahwa kita lebih mencintai produk dalam negeri sendiri melalui gerakan mengonsumsi buah lokal. Selain enak, bergizi juga lho! Untuk lebih mengenalkan buah lokal perlu juga diadakan acara-acara yang menarik masyarakat, misalnya mengadakan festival buah, lomba dengan bahan buah, workshop seputar buah dan khasiatnya, dan masih banyak lagi. Termasuk dengan membuat ajang lomba blog yang diadakan Sunpride, dimana akan menjaring para blogger untuk menyebarluaskan pesan positif buah lokal melalui blog mereka. Informasi ini pun akan menjaring banyak masa.

Buaha-buahan produksi Sunpride yang aku gemari. (Dokumen Pribadi)

2.  Meningkatkan mutu dan kualitas produksi. Agar produk buah lokal dapat bersaing dengan buah impor perlu diadakannya peningkatan mutu dan kualitas produksi petani buah lokal. Dimana mereka perlu diberi beberapa pelatihan mengenai budidaya buah yang lebih sistematis dan terkontrol. Sehingga, buah yang dihasilkan dapat maksimal mutu dan kualitasnya. Buah yang dihasilkan harus dikemas dengan kemasan yang higienis untuk menjamin kualitas produk saat proses distribusi. Bisa-bisa buah yang segar setelah di panen membusuk sesaat sampai di pasaran, ini disebabkan dari proses pengemasan yang tidak terjaga.

3.  Riset buah. Ya, riset buah sangat diperlukan untuk terus menjaga mutu kualitas buah yang dihasilkan negeri sendiri. Jangan sampai produk dalam negeri dapat terserang bakteri seperti buah impor, karena kelalaian produksi maupun distribusi. Bisa saja, melalui riset buah dalam negeri, para peneliti mampu menemukan varietas buah baru yang akan menjadi buah khas Indonesia.

4.  Peningkatan kuatintas produksi. Untuk lebih menyebarluaskan pesan Cinta Buah Lokal sangat diperlukan pasokan buah yang memadai. Salah satu hal yang menyebabkan kuantias produksi yang masih belum seimbang ialah belum meratanya penanaman buah atau kebun buah. Misalnya, di kota A dapat memproduksi buah A namun belum bisa memproduksi buah B, begitu sebaliknya. Atas dasar ini, diperlukan pemerataan produksi agar pemetaan penanaman buah lokal dapat dikelola secara baik. Tetapi, tanpa mengurangi keeksotisan buah yang telah lama menjadi ciri khas di daerah tersebut. Buah-buah eksotis asli Indonesia seperti gandaria, cimpedak, bisbul dan lainnya perlu dilestarikan lagi.

5.  Membuat kebijakan secara kontinyu. Inilah hal yang paling tersulit karena kebanyakan kebijakan dibuat hanya momentual saja tanpa berkepanjangan. Hal ini tentunya diperlukan dukungan dari segala lapisan masyarakat untuk lebih mengenalkan buah lokal ke dunia luar.

Mari secara bersama-sama kita galakkan budaya "Cinta Buah Lokal Indonesia". Karena melalui cinta apa saja yang kita lakukan akan lebih bermakna. Melalui budaya ini, diharapkan agar masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia sendiri lebih mengenal dengan buah lokal yang tumbuh subur di negaranya sendiri. Langkah termudahnya ialah dengan mengonsumsi buah lokal secara rutin, lalu membeberkan kelezatan beserta khasiat dari buah lokal kepada orang lain. Untuk mewujudkannya diperlukan langkah bersama seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Jangan sampai di masa yang akan datang, generasi penerus bangsa dibutakan akan kekayaan buah lokal Indonesia dan lebih mengenal buah impor. Dimulai dari sendiri, ayo kita lebih mencintai buah lokal Indonesia! Buah untuk cinta!


#Fruit4Love

13 comments:

  1. aku suka banget dengan Guava Crystal, Pisang Sunpride, Kiwi dan Nanas Honi nya... semuanya enaaak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya semuanya enak produk dari Sunpride. Kalau makan satu dua biji masih kurang aja, bawaannya nagih mulu :D

      Delete
  2. Senangnya liat foto buah-bauahan yang melimpah ruah :D

    ReplyDelete
  3. aku suka jambu crystal...bijinya dikit rasanya manis :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seedless-nya itu bikin jambunya krisis identitas hehehe.....

      Delete
  4. Iya, kalo beli buah lokal bonusnya banyak banget:D

    ReplyDelete
  5. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    ReplyDelete
  6. menteng T_T buah yang saya sukaaaaaaaaaaaaaaaa banget, nemu dimana itu? di sini udah ga ada yg kenal menteng T_T

    ReplyDelete
  7. Pengen cobain guava crystalnya. Kemarin baru coba pisang sunpride nya

    ReplyDelete
  8. buah menteng? baru tau ada buah itu, mirip sama bauh rambe ya

    ReplyDelete
  9. Saya paling suka buah pisang, selain enak rasanya bentuknya juga bagus.

    ReplyDelete